CHELSEA 3 - 1 MAN. UNITED
Manchester
United tampaknya harus mengubur harapan mempertahankan gelar juara Premier
League. Semalam pasukan David Moyes ini harus takluk dari tuan rumah Chelsea
1-3. Samuel Eto’o memboyong semua gol Chelsea dengan raihan hattrick-nya, sedangkan gol
balasan United dicetak oleh Javier Hernandez.
Menguasai pertandingan dan memegang kendali permainan sepertinya tidak cukup bagi United. Jose Mourinho paham betul bagaimana membendung serangan 'Setan Merah'. Akibatnya, meski memiliki banyak kesempatan dalam menyerang, United tidak mampu berbuat banyak.

Starting line-up (WhoScored)
Peran Sentral David Luiz
Jika harus menyebutkan siapa pemain terbaik pada pertandingan kali ini, nama David Luiz dapat disandingkan dengan sang pencetak tiga gol, Samuel Eto’o. Tugas Luiz memang tidak mudah sebagai gelandang bertahan, yaitu melindungi empat bek Chelsea dari serangan United.
Meskipun pola serangan United lebih banyak dilakukan melalui kedua sayap ketimbang dari tengah, sosok sentral Luiz justru banyak berguna berkat pola tersebut. Umpan silang yang banyak dilakukan oleh kedua sayap United, sering gagal karena Welbeck sebagai striker tunggal selalu kalah berduel dengan bek Chelsea, Terry dan Cahill.
Pemain United juga tidak dapat melakukan umpan tarik ke depan kotak penalti, karena David Luiz selalu berdiri pada posisi yang tepat untuk memotong umpan. Pilihan untuk melakukan cutting inside ke tengah juga mustahil dilakukan, mengingat kemampuan kedua sayap United yang hanya sanggup berlari kencang dan melakukan umpan silang.
David Luiz juga fasih mengatur garis pertahanan, dengan turun dan naik pada situasi yang tepat. Permainan dengan mengorganisasi garis pertahanan inilah yang membuat gelandang tengah United terlihat tidak berdaya karena seolah bingung harus berbuat apa.
Ketika United menguasai bola dan harus menyerang, pertahanan Chelsea akan turun sangat dalam. Namun defensive line ini dapat tiba-tiba naik serentak, untuk melakukan serangan balik. Hal ini membuat kedua poros ganda United selalu tidak siap menerima serangan.
Menguasai pertandingan dan memegang kendali permainan sepertinya tidak cukup bagi United. Jose Mourinho paham betul bagaimana membendung serangan 'Setan Merah'. Akibatnya, meski memiliki banyak kesempatan dalam menyerang, United tidak mampu berbuat banyak.

Starting line-up (WhoScored)
Peran Sentral David Luiz
Jika harus menyebutkan siapa pemain terbaik pada pertandingan kali ini, nama David Luiz dapat disandingkan dengan sang pencetak tiga gol, Samuel Eto’o. Tugas Luiz memang tidak mudah sebagai gelandang bertahan, yaitu melindungi empat bek Chelsea dari serangan United.
Meskipun pola serangan United lebih banyak dilakukan melalui kedua sayap ketimbang dari tengah, sosok sentral Luiz justru banyak berguna berkat pola tersebut. Umpan silang yang banyak dilakukan oleh kedua sayap United, sering gagal karena Welbeck sebagai striker tunggal selalu kalah berduel dengan bek Chelsea, Terry dan Cahill.
Pemain United juga tidak dapat melakukan umpan tarik ke depan kotak penalti, karena David Luiz selalu berdiri pada posisi yang tepat untuk memotong umpan. Pilihan untuk melakukan cutting inside ke tengah juga mustahil dilakukan, mengingat kemampuan kedua sayap United yang hanya sanggup berlari kencang dan melakukan umpan silang.
David Luiz juga fasih mengatur garis pertahanan, dengan turun dan naik pada situasi yang tepat. Permainan dengan mengorganisasi garis pertahanan inilah yang membuat gelandang tengah United terlihat tidak berdaya karena seolah bingung harus berbuat apa.
Ketika United menguasai bola dan harus menyerang, pertahanan Chelsea akan turun sangat dalam. Namun defensive line ini dapat tiba-tiba naik serentak, untuk melakukan serangan balik. Hal ini membuat kedua poros ganda United selalu tidak siap menerima serangan.
Ashley Young yang Hilang Entah ke Mana
Pada pertandingan ini, Ashley Young hanya mampu mencatatkan satu tembakan ke gawang yang terjadi di awal pertandingan. Selebihnya tidak ada pengaruh besar yang berhasil dia ciptakan. Tak ada juga umpan yang menghasilkan peluang.
Berposisi natural sebagai sayap kiri, sejak awal pertandingan posisinya justru lebih banyak diisi oleh gelandang muda Adnan Januzaj. Tugas menyisir lapangan yang biasa dilakukan Young juga diambil alih pemain Belgia itu. Praktis, sepanjang pertandingan peran Young sama sekali tidak terlihat.
Sebenarnya masih ada pilihan lain bagi Young yang posisinya sering bertabrakan dengan Januzaj dan Evra, yaitu berani masuk ke dalam mengisi lini tengah yang kosong. Meski hal imi sempat dilakukan beberapa kali, namun buruknya pencarian posisi membuat aksi Young ini terlihat tidak berguna.
Young sendiri akhirnya harus ditarik keluar pada menit ke-56, digantikan oleh pencetak gol balasan, Javier Hernandez. Tapi tidak ada perubagan skema yang berarti dengan adanya pergantian tersebut. Ini karena Januzaj memang telah bermain di posisi Young hampir sepanjang pertandingan.

style='orphans: auto;widows: auto;-webkit-text-stroke-width: 0px;word-spacing:
0px' class="preview_image" v:shapes="_x0000_i1025">
Gambar Januzaj (atas) dan Ashley Young (bawah)
Tiga Gelandang Chelsea yang Bermain Cair
Chelsea bermain dengan dua poros ganda, Luiz dan Ramires, yang jarang ikut menyerang. Keduanya juga selalu rapat dengan empat bek di belakang. Ini membuat formasi Chelsea seakan hanya terbagi menjadi dua, penyerang dan pemain bertahan.
Tugas bertahan jelas milik kedua poros ganda empat 4 bek, sedangkan porsi menyerang diberikan kepada striker dan tiga gelandang di belakangnya. Distribusi bola juga lebih banyak dilakukan dengan umpan panjang ke depan, memotong jalur lini tengah.
Pada pertandingan ini, Ashley Young hanya mampu mencatatkan satu tembakan ke gawang yang terjadi di awal pertandingan. Selebihnya tidak ada pengaruh besar yang berhasil dia ciptakan. Tak ada juga umpan yang menghasilkan peluang.
Berposisi natural sebagai sayap kiri, sejak awal pertandingan posisinya justru lebih banyak diisi oleh gelandang muda Adnan Januzaj. Tugas menyisir lapangan yang biasa dilakukan Young juga diambil alih pemain Belgia itu. Praktis, sepanjang pertandingan peran Young sama sekali tidak terlihat.
Sebenarnya masih ada pilihan lain bagi Young yang posisinya sering bertabrakan dengan Januzaj dan Evra, yaitu berani masuk ke dalam mengisi lini tengah yang kosong. Meski hal imi sempat dilakukan beberapa kali, namun buruknya pencarian posisi membuat aksi Young ini terlihat tidak berguna.
Young sendiri akhirnya harus ditarik keluar pada menit ke-56, digantikan oleh pencetak gol balasan, Javier Hernandez. Tapi tidak ada perubagan skema yang berarti dengan adanya pergantian tersebut. Ini karena Januzaj memang telah bermain di posisi Young hampir sepanjang pertandingan.


Gambar Januzaj (atas) dan Ashley Young (bawah)
Tiga Gelandang Chelsea yang Bermain Cair
Chelsea bermain dengan dua poros ganda, Luiz dan Ramires, yang jarang ikut menyerang. Keduanya juga selalu rapat dengan empat bek di belakang. Ini membuat formasi Chelsea seakan hanya terbagi menjadi dua, penyerang dan pemain bertahan.
Tugas bertahan jelas milik kedua poros ganda empat 4 bek, sedangkan porsi menyerang diberikan kepada striker dan tiga gelandang di belakangnya. Distribusi bola juga lebih banyak dilakukan dengan umpan panjang ke depan, memotong jalur lini tengah.

Gambar passing final third Chelsea
Namun, memang Mourinho terlihat cukup "hanya" menggunakan empat pemain dalam menyerang. Hal ini karena ketiga gelandang, yaitu Eden Hazard, Oscar, dan Willian, sudah cukup untuk membuat pertahanan United bekerja ekstra keras.
Tidak ada posisi yang baku bagi ketiga gelandang tersebut, karena semua bermain secara cair. Willian dapat berlari dari sisi kanan saat menyerang, namun berubah ke sisi lain saat serangan selanjutnya. Hal yang sama terjadi pada Oscar dan Hazard, yang terus bergerak bebas di area sepertiga akhir.
Pergerakan tersebut paling jelas terlihat pada Oscar dan Willian, sementara Hazard sendiri relatif lebih banyak berkonsentrasi pada sayap kiri. Penempatan Hazard sendiri membuat Rafael dan Smalling (pada babak 2), yang mengisi posisi bek kanan, jarang keluar untuk menyerang.
Kedua poros ganda United, Phil Jones dan Michael Carrick, juga terlihat kesulitan menghadapi pergerakan gelandang Chelsea ini. Tidak ada kawalan khusus terhadap mereka, karena memang sulit untuk melakukan man marking pada gelandang yang mobile.
Belum lagi pergerakan Eto’o yang terkadang malah sejajar dengan para gelandang, untuk menarik bek United dan membuka ruang. Ini terlihat pada gol pertama, ketika Jones dan Carrick harus terbagi konsentrasinya akibat dari Eto’o yang muncul dari belakang.
Lubang Besar Lini Tengah United
Salah satu yang paling mencolok dari kelemahan United pada pertandingan kali ini adalah lemahnya lini tengah mereka. Kehilangan Wayne Rooney dan Marouane Fellaini akibat cedera membuat pilihan serangan hanya dapat dilakukan melalui kedua sayap. Kondisi ini diperparah dengan masih tergeletaknya Robin van Persie di ruang perawatan.
Monoton dalam menyerang, tidak juga baik dalam bertahan. Duet Carrick dan Jones begitu kerepotan menghadapi kecepatan gelandang-gelandang muda Chelsea. Keduanya harus mengerem pergerakan saat 'Setan Merah' harus menyerang, karena adanya lubang di lini tengah tadi.
Demikian juga dengan bekerja menyerang dan bertahan yang sulit dilakukan keduanya. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan meninggalkan Jones di belakang, sementara Carrick ikut mendistribusikan bola ke depan.
Namun, menghadapi gelandang Chelsea, hal ini memiliki dampak ataupun resiko yang besar. Seandainya ikut maju ke depan, Carrick juga hanya mempunyai opsi mendistribusikan bola ke kedua sayap karena lini serang di tengah yang kosong.
Majunya kedua poros ganda tersebut sebenarnya membawa dampak yang baik, yaitu terciptanya assist Jones ke Chicarito, yang mampu memperkecil ketertinggalan United. Namun, patut diingat bahwa kartu merah Nemanja Vidic saat melakukan tackle terhadap Hazard, juga akibat tidak adanya gelandang bertahan United saat Chelsea melakukan serangan balik.
Kesimpulan
David Moyes sepertinya harus menambal banyak lubang pada skuatnya, setidaknya jika ia masih ingin mengamankan slot jatah Champions League musim depan. United butuh sosok sentral pada lini tengah sebagai kreator serangan. Sebenarnya masih ada nama Kagawa di bangku cadangan. Tapi, sejak era Fergie musim lalu, pemain Jepang ini memang tidak banyak memiliki kesempatan bermain.
Sementara bagi Mourinho, kemenangan ini jelas memperkecil ketertinggalan poin mereka dari pemuncak klasemen, Arsenal. Jika mampu meminimalisir inkonsistensi pada awal-awal musim, tak salah dikatakan jika Chelsea pun menjadi salah satu kandidat kuat peraih juara Premier League musim ini.
Sumber: detik.com
panditfootball
0 komentar:
Posting Komentar